Seringkali Anak sulit untuk berhenti menangis dan mengamuk. Apalagi dengan anak kecil yang belum bisa mengungkapkan niat dan keinginannya. Berkat ini, orang tua atau wali dapat menenangkan anak yang menangis dan murung dengan berbagai cara.
Dokter anak dan konsultan tumbuh kembang Anak, Catharine Mayung Sambo menjelaskan bahwa anak kecil, terutama usia 3 tahun, cenderung mudah menangis dan tantrum yang sulit dikendalikan. Tantrum adalah kemarahan atau amukan karena Anda tidak bisa mengungkapkan keinginan atau kebutuhan Anda dengan kata-kata.
“Usia 3,5 tahun adalah saat anak mengalami tantrum yang sangat kuat. Perlu juga dipahami bahwa anak pada usia ini belum sepenuhnya memahami bahasa. Mereka hanya bisa berkomunikasi dengan tiga atau empat kata,” ujar Chatarine dari RSPI.
Jangan Panik Apalagi Emosi! Cara Menenangkan Anak yang Menangis dan Tantrum
1. Jangan Panik
Setiap orang tua dan wali dihimbau untuk tidak panik saat menghadapi anak yang menangis terus menerus dan membuat ulah yang tidak kunjung berhenti. Kepanikan biasanya terjadi karena orang tua takut anaknya tidak bisa berhenti dan mengganggu orang lain.
Cobalah untuk tetap tenang karena panik hanya akan memperburuk keadaan. Sikap tenang orang tua dapat ditularkan kepada anak dan menenangkannya.
2. Atur emosi anak dengan menenangkan mereka
Saat anak menangis dan tantrum, segera kendalikan emosi anak.
"Yang perlu dilakukan pertama kali ketika anak menangis adalah membantu meregulasi atau mengatur emosi anak," ucap Catharine.
Cobalah untuk menenangkan anak dan menjelaskan bahwa kondisinya akan baik-baik saja.
3. Menggendong atau mendekap anak
Menenangkan anak juga dapat dilakukan dengan cara menggendong atau mendekap anak. Cara ini dapat memberikan rasa aman dan juga menunjukkan kasih sayang kepada anak.
4. Bawa anak ke tempat baru
Katarina juga menganjurkan untuk segera membawa anak ke tempat atau tempat baru. Misalnya ruangan lain atau ruang terbuka yang lebih tenang. Cara ini bisa meningkatkan mood anak.
5. Menarik perhatian anak
Anak yang menangis dan marah juga dapat dihentikan dengan mengarahkan perhatian anak. Misalnya memberi mainan, makan dan melihat lebih menarik.
6. Jangan memarahi anak
Jangan marah dan memarahi anak yang menangis dan marah. Menegur anak dapat meninggalkan kesan dan mempengaruhi tumbuh kembang anak nantinya. Anak-anak dapat trauma dan stres oleh perasaan dan kemarahan orang tua mereka.
7. Ajak anak berbicara
Jika anak diam, ajak anak berbicara. Tujuannya untuk mencari tahu apa yang membuatnya menangis dan marah. Hal ini dapat dijadikan pelajaran dan perbaikan di masa yang akan datang. Anak-anak juga lebih mengerti.
Ajaklah anak untuk berdiskusi secara konstruktif sesuai dengan usianya.
"Ketika kamu sudah tenang, berbicara satu sama lain untuk saling memahami," kata Katarina.
Harga : *Belum termasuk Ongkos kirim